Kita memang sudah tidak lagi berada di awal tahun baru. Tahun baru yang beberapa hari kemarin identik dengan resolusi. Bicara soal resolusi memang menjadi hal klasik yang menarik didiskusikan. Entah karena resolusi merupakan fenomena dimana banyak orang yang dengan penuh semangat dan antusias memikirkan dan membuatnya atau mungkin karena fenomena tersebut menjadi rutinitas tahunan belaka yang justru dilupakan pada bulan kedua.
Memahami resolusi sebagai bagian dari rencana hidup merupakan ide yang mengantarkan pada suatu perjalanan panjang perbaikan kehidupan. Dasar itulah yang sebaiknya menjadi pegangan dalam proses pembuatan targetan tahunan kita.
Idealnya resolusi bisa 'akrab' dengan aktivitas keseharian kita. Langkah demi langkah menjadi pengantar dari tujuan yang ingin kita capai. Masalah klasik muncul ketika tidak adanya 'keakraban' antara resolusi yang kita buat dengan keseharian yang kita jalani. Hal itu lah yang menjadi pemicu resolusi sebagai formalitas belaka.
Lantas kita benahi dari mana?
Pertama, penting bagi kita untuk memahami bahwa tidak ada yang salah dari resolusi yang sudah dibuat. Resolusi tersebut berakar pada kebutuhan atau keinginan kita untuk mencapai diri yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Itu adalah hal baik, namun yang perlu dibenahi adalah kesungguhan kita untuk berada dalam 'right track' atau jalur yang benar untuk mencapai resolusi tersebut. Ide ini sangat sederhana, namun menjadi rumit dalam praktiknya.
Pemikiran resolusi sebagai solusi menjadi alternatif yang tepat untuk mengantarkan keseharian kita supaya lebih 'akrab' pada perbaikan-perbaikan yang kita harapkan. Kita sepakat dengan ide kontrukstif ini bukan? Latar belakang itulah yang seharusnya menjadi penguat bahwa resolusi yang kita buat adalah solusi-solusi perbaikan tentang diri kita. secara sederhana penjelasannya sebagai berikut:
Kebaikan dapat kita capai dengan ide-ide perbaikan. Ide-ide tersebut lahir dari evaluasi yang kita lakukan tentang diri kita. Kemudian kita menuliskan harapan-harapan dari pencapaian perbaikan tersebut dan itu kita kenal dengan resolusi. Tidak sampai disitu, kita ingat kembali bahwa semangat kita membuat resolusi adalah memperbaiki dan mengharapkan kita menjadi lebih baik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa resolusi adalah solusi tentang diri kita menuju perbaikan.
Reperspektif dalam tulisan ini ingin menunjukkan bahwa resolusi menjadi solusi perbaikan diri kita, bukan hanya euforia menjelang akhir tahun. Resolusi merupakan solusi menuju diri kita untuk lebih baik. Jika kita memang ingin jauh lebih baik, maka resolusi yang kita buat adalah solusi untuk mengantarkan diri kita pada perbaikan.